Picture
Para pecinta fotografi pasti sudah sangat mengenal tentang Lomografi. Lomografi merupakan sisi lain dari dunia fotografi yang saat ini kita ketahui. Lomografi sudah membisu para pecinta karya foto, fotografer dan juga para banci kemera untuk mencoba keunikan lomo ini. Jangan hanya mencoba dan mempraktekan keasikan lomografi aja, kalian pun harus tau arti sebenarnya tentang Lomografi

Apakah itu lomografi ??
Lomografi adalah sebuah bagian dari fotografi, fotografi menggunakan sebuah kamera khusus yang disebut dengan kamera lomo. Lomo adalah singkatan dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (leningrad optical mechanical amalgamation) merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St.Petersburg, Rusia; yang memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan (seperti untuk lensa mikroskop), alat-alat persenjataan, dan lensa kamera. Meski lahir di Rusia, perkembangan kamera lomo jauh lebih pesat di Austria. Di Austria perkembangan lomografi sangatlah pesat karena lomografi merupakan suatu trademark komersil untuk produk-produk yang berkaitan dengan fotografi yaitu Lomographische ag. Lomografi dapat kita sebut dengan seni kreasi murni karena kita dapat memotret suatu obyek dengan kamera manual yang apa adanya. Meskipun alat ini masih tergolong berteknologi sederhana, namun kita dapat menghasilkan foto yang unik dan berbeda dari foto pada umumnya.

Lomografer ??
Lomografer adalah sebuah sebutan untuk pengguna kamera lomo dan juga untuk orang-orang yang menyukai lomografi. Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger merupakan dua mahasiswa Austria yang dengan gigih memperkenalkan dan mengajak kerabat dan bahkan orang yang tak mereka kenal untuk mau mencoba lomo, sehingga lama-kelamaan semakin banyak orang yang ingin menggunakan kamera lomo. Sampai akhirnya mereka mendirikan klub pencinta lomo,The Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft) di Vienna. Saat ini, klub tersebut menampung lebih dari 500.000 pengguna setia lomo, termasuk di Indonesia.Setelah beberapa pameran lomo digelar, banyak orang yang semakin tertarik dan ikut menggunakan lomo. Lomografi pun segera menyebar ke mana-mana. Saat ini, pengguna lomo dapat ditemukan 60 lokasi dari lima benua dan kini telah terdapat 88 perkumpulan lomo di seluruh dunia.

Bagaimana tehnik dalam lomografi ??
Lomografi adalah sebuah fenomena dalam fotografi. lomografi menabrak segala aturan yang ada, meninggalkan aturan-aturan baku dalam fotografi. lomografi memiliki banyak jenis kamera, tapi semuanya memiliki konsep yang sama, jangan pedulikan aturan. Sementara dalam fotografi konvensional, banyak aturan-aturan baku yang harus dipatuhi, seperti speed, shutter, dll. Lomo itu bebas kita dituntut untuk memotret dengan fun. Berbeda dengan kamera biasa seperti slr yang membutuhkan teknik-teknik tertentu, lomo tekniknya itu bebas. Hasilnya sangat subyektif. Apa pun hasilnya, itulah lomo. Orang tertarik ikut lomo karena tidak ada keterbatasan. Kita kadang bisa membidik lewat viewfinder atau bisa bagaimana saja karena tidak ada batasan yang mengikat. Untuk sementara tinggalkan sejenak teori-teori fotografi dan mari kita mencoba menggunakan lomografi. hHasil yang didapat juga tak pernah bisa diduga. Inilah bukti kamera bisa bekerja dengan cara yang berbeda. Inilah pemberontakan terhadap teknologi tinggi dan high definiton dalam fotografi.fotografi memang dapat menghasilkan foto yang bagus,sementara lomografi menghasilkan gambar yang unik.

 
  • (en:Macro photography) Fotografi makro
  • (en:Nature photography) Fotografi alam
  • (en:Night photography)
  • (en:Nude photography)
  • (en:Outdoor photography)
  • (en:Panning photography)
  • (en:Panoramic photography)
  • (en:Photojournalism) Fotografi jurnalistik
  • (en:Phototelegraphy)
  • (en:Pornography)
  • (en:Portrait photography)
  • (en:Post mortem photography)
  • (en:Prime focus photography)
  • (en:Rembrandt photography).
  • (en:Rephotography)
  • (en:Rollout photography)
  • (en:Scenic photography)
  • (en:Schlieren photography)
  • (en:Stacking photography)
  • (en:Stellar photography)
  • (en:Still photography)
  • (en:Stock photography)
  • (en:Street photography)
  • (en:Strobe photography)
  • (en:Studio photography) Fotografi studio
  • (en:Subtractive color photography)
  • (en:Time lapse photography)
  • (en:Travel photography)
  • (en:Underwater photography)
  • (en:Vernacular photography)
  • (en:Wedding photography)
  • (en:Wildlife photography) Fotografi satwa
  • (en:Aerial photography)
  • (en:Analog photography)
  • (en:Animated photography)
  • (en:Astrophotography, Astronomical photography)
  • (en:Black and White photography)
  • (en:Candid photography)
  • (en:Chemical photography)
  • (en:Chronophotography)
  • (en:Cloudscape photography)
  • (en:Commercial photography) Fotografi komersial
  • (en:Democratic photography)
  • (en:Digital photography) Fotografi digital
  • (en:Documentary photography) Fotografi dokumentasi
  • (en:Erotic photography)
  • (en:Expressive photography)
  • (en:Fashion photography) Fotografi fesyen
  • (en:Fine art photography) Fotografi seni
  • (en:Flower photography)
  • (en:Forensic photography)
  • (en:Formal photography)
  • (en:Full spectrum photography)
  • (en:Glamour photography)
  • (en:Heliography) Heliografi
  • (en:High dynamic range photography)
  • (en:High speed photography)
  • (en:Holography) Holografi
  • (en:Impact photography)
  • (en:Indoor photography)
  • (en:Infrared (IR) photography) Fotografi inframerah
  • (en:Kirlian photography, Photogram)
  • (en:Kite aerial photography, KAP)
  • (en:Labor photography)
  • (en:Landscape photography)
  • (en:Lomography)
  • (en:Low light photography)

Medium foto
  • (en:Calotype)
  • (en:Celluloid film)
  • (en:Gelatin emulsion photographic film)
  • (en:Daguerreotype)
  • (en:Talbotype)
 
Picture
Toycamera Analog Color adalah sebuah aplikasi editing besar foto yang memungkinkan Anda untuk mengubah gambar digital untuk-seperti gambar analog, tetapi juga memungkinkan Anda menambahkan gaya bingkai Polaroid. Software ini cocok bagi anda yang suka mengedit photo, terutama dalam memainakn efek warna.

 
Picture
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:

Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.[1] Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839 Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861 Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877. High speed photography, Muybridge, 1878 Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957

 
Picture
_
Tahukan anda tentang kamera Polaroid SX-70, Polaroid 600 atau kamera Holga dan sede­ratan kamera jadul-jadul tersebut ? Jenis-jenis kamera tersebut bukanlah kamera DSLR canggih masa kini atau SLR analog, melainkan kamera instan yang begitu rana kita tekan kertas foto langsung keluar dan gambar dapat dilihat setelah dikeringkan beberapa menit. Pernahkah anda membayangkan memotret menggunakan kamera Holga dengan film Ektachrome yang kemudian dilakukan Cross-Processed saat memproses film untuk mendapatkan efek Lomo-Fi Filter. Menggunakan Holgaroid dengan film Polaroid 80 Chocolate untuk mendapat efek Sutro Filter atau Lomo LC-A+ dengan film Velvia 50 untuk mendapatkan efek X-Pro II Filter?Bisa anda bayangkan sungguh bukan main repotnya! Namun saat ini hal itu dapat teratasi dengan adanya teknologi yang bernama Instagram. Sebuah teknologi yang sepuluh tahun lalu sangat sulit dibayangkan akan terwujud. Berbagai macam jenis kamera dan film dalam satu device kecil nan ringan bernama iPhone dengan aplikasi Instagram.Instagram adalah sebuah aplikasi ponsel iPhone (juga di iPad dan iPod touch) yang bisa melakukan banyak model pemfilteran terhadap foto-foto dengan sangat mudah, hanya dengan satu sentuhan jari, sekaligus bisa membaginya kepada teman-teman yang sekarang bernama followers. Begitu menariknya aplikasi ini, sehing­ga dalam 13 bulan saja lebih dari 13 juta orang di dunia menggunakannya dan berbagi kehidupannya, lewat gambar, kepada du­nia. Sebuah kegairahan yang luar biasa dengan lebih dari 150 juta foto telah di-upload sejak diluncurkannya aplikasi ini, 6 Oktober 2010. Barangkali sensasinya hampir sama ketika Eastman Kodak menghadirkan Brownie di tahun 1900-an, yang begitu diminati dan membuat orang awam seketika jatuh cinta dengan fotografi.Instagram bersama iPhone serasa memberikan suasana baru akan kecintaan terhadap dunia fotografi praktis. Menjadikan memotret dan foto sebagai sesuatu yang menye­nangkan sekaligus menghibur.

 
yuk belajar tekniknya dari mulai yang paling mudah :)
Picture
share bareng-bareng yaa...
Belajar digital fotografi adalah sesuatu yang kompleks. Maka dari itu banyak orang mungkin kebingungan bagaimana cara belajarnya.. harus memulai darimana? nah post ini berupaya untuk memberikan langkah-langkah praktis dalam belajar fotografi.

Pertama-tama kita memerlukan kamera. Berdasarkan ukuran sensor, kamera terbagi dua, kamera saku dan kamera DSLR. Lalu apa bedanya kamera saku dan kamera DSLR? Saya cuma mampu membeli kamera saku, apakah saya tidak bisa belajar fotografi dengan kamera saku? Jangan takut, meski murah, kamera saku memiliki kelebihan tersendiri dan jangan jadikan halangan untuk belajar fotografi.

Kedua kita perlu belajar tentang eksposur cahaya. Inti dari fotografi adalah eksposur, atau total cahaya yang masuk ke dalam sensor peka cahaya. Karena cahaya tersebutlah, foto itu terbentuk. Peran kita sebagai fotografer adalah mengendalikan jumlah cahaya yang masuk dengan mengubah besarnya bukaan lensa, kecepatan rana dan ISO. Tiga elemen ini saya sebut sebagai segitiga emas fotografi.

Ketiga, kita tentu harus mempelajari kamera kita, terutama mode-modenya, pengukuran cahaya (metering) dan auto fokus.

Keempat, kita perlu tahu apa itu kedalaman fokus (depth of field) dan apa faktor-faktornya.

Kelima, kita harus tau bagaimana mengambil gambar yang tajam dan tidak kabur.

Keenam, kita harus mempelajari komposisi foto yang baik dan menarik.

Ketujuh, kita harus mempelajari karakter cahaya terutama arah dan intensitas cahaya.

Kedelapan, kita harus belajar antisipasi dan mengambil foto pada waktu yang tepat.

Kesembilan, kita harus belajar bercerita lewat foto, entah dengan satu foto atau satu seri foto.

Kesepuluh, kita harus belajar mengolah foto dengan efek digital. Olah foto di era digital mudah dipelajari dan membuka bab baru dalam fotografi digital.

Demikian kira-kira runtutan belajar fotografi untuk pemula. Seperti yang Anda lihat, masih banyak tulisan yang saya bisa bahas dari tiap langkah tersebut. Fotografi merupakan ilmu yang berkembang begitu pesat dan tidak ada habisnya, namun bila menemui kesulitan, harap jangan menyerah dan pelajari dan terus praktekkan.


 
kamera saku? why not!
Picture
_Kalau mendengar kata fotografi, yang pertama terlintas di benakku adalah seseorang menempelkan matanya ke viewfinder sembari mengatur fokus dengan memutar-mutar lensa panjang kamera dSLR nan canggih. Tidak salah bila aku berpikir begitu, tapi bagi diriku yang berkantong kecil ini tentu dSLR hanyalah sebuah harapan yang belum kesampaian.
Hanya dengan berbekal kamera saku pinjaman dari bokap, aku berusaha menguasai teknik-teknik fotografi digital. Memang tidak cukup hanya bermodal kamera saku dengan setting serba otomatis, tapi setidaknya aku memiliki bekal pengetahuan yang cukup bila sudah menenteng digital SLR kelak.
Beberapa hari yang lalu, ada seorang cewek yang memuji karyaku via YM. Oh iya, dia juga cerita hasil jepretan kamera sakunya yang seringkali kurang memuaskan. Sebenarnya asal mengetahui tekniknya kamera saku pun bisa menghasilkan jepretan luar biasa. Apalagi bila diberi sentuhan akhir di image editor (selama masih dalam batas kewajaran)
Nah, ini tips-tips yang perlu dipelajari bagi pengguna kamera saku pemula…
~ Yang paling mudah itu sih komposisi. Usahakan jangan menempatkan obyek utama tepat di tengah frame, kecuali dalam situasi tertentu seperti obyek yang simetris. Aturan komposisi yang paling terkenal adalah “Rule of Third”, di mana obyek yang ingin ditonjolkan berjarak 1/3 lebar frame dari tepi. Silakan cari di google dengan kata kunci Rule of Third untuk keterangan lebih lanjut. Aturan serupa yang sedikit lebih rumit adalah Golden Ratio.
~ Terapkan juga komposisi rule of third pada penempatan garis horizon. Aturan ini bukan hanya fotografer yang menggunakannya lho. Seniman juga menggunakannya dalam lukisan.
~ Kalau obyek termasuk kecil yang menyebabkan lensa harus dekat dengan obyek (kira-kira beberapa belas cm), aktifkan mode macro. Biasanya mode makro di kamera digital diaktifkan dengan tombol bergambar bunga. Mode makro dikhususkan untuk fokus jarak dekat. Kalau tidak menggunakan macro, obyek akan blur dan sulit didapatkan fokus.
~ Jangan biasakan memencet tombol shutter (yang biasa ditekan kalau mau menjepret) terburu-buru. Tekan setengah saja sejenak(jangan sampai ‘klik’), tahan lalu tekan penuh hingga ‘klik’. Menekan tombol shutter setengah berarti membiarkan kamera untuk mengatur fokus lensa dan shutter-speed secara otomatis. Menekannya terburu-buru bisa menyebabkan guncangan atau terjadi blur pada foto, karena fokus yang belum sempurna.
~ Pada dasarnya pusat autofokus lensa ada di tengah frame. Bila ingin fokus berada bukan di tengah, maka lakukanlah pre-focusing. Caranya arahkan pusat frame ke arah obyek yang ingin menjadi fokus tekan shutter setengah dan tahan. Sambil menahan posisi itu arahkan kamera ke arah lain dan atur komposisi yang diinginkan. Lalu tekan penuh tombol shutter.
~ Jangan memotret menentang sinar matahari, kecuali ingin membuat siluet. Sinar yang kuat dari belakang obyek dapat menyebabkan obyek menjadi gelap. Bagaimana bila ingin membuat silluet, tapi cahaya di belakang kurang kuat? Asalkan jarak pandang ke latar belakang cukup jauh, hal ini bisa dilakukan (misalnya latar pantai). Lakukan prefocusing (liat di atas) pada latar yang jauh itu. Jangan mengatur fokus langsung di obyek, niscaya latar depan/obyek akan menjadi gelap.
~ Pada kondisi gelap/remang-remang seringkali terjadi blur pada foto. Untuk menghindari guncangan saat menekan shutter, gunakanlah fitur timer. Atur timer 2 detik lalu tekan shutter. Mantapkan posisi tangan sambil menunggu countdown berakhir. Cara ini lumayan ampuh digunakan bila tidak ada tempat datar untuk memantapkan posisi kamera.
~ Point of Interest (pusat perhatian) adalah hal yang penting dalam sebuah foto. Harus ada bagian utama yang ditonjolkan dari sebuah foto. Buatlah obyek itu terlihat menonjol dari obyek lain yang di sekitarnya.
~ Orang awam berteori bilang, “Makin tinggi megapiksel suatu kamera, makin cerah fotonya yang dihasilkan”. Menurutku itu salah besar. Coba pikirkan misalnya ada kamera 50 MP, apakah gambarnya 10 kali lebih cerah dari yang hanya 5 MP ??!? Tentu tidak kan? Megapiksel itu adalah ukuran resolusi/dimensi dari citra digital, bukan tingkat kecerahan!
~ Sesekali coba gunakan dan pelajari mode ‘Program’ / ‘Manual’. Di mode ini banyak pengaturan yang bisa diatur manual walau tidak selengkap dSLR. Misalnya white balance, ISO, focus mode, dll. Kalau terus-terusan di mode auto, kapan majunya? Dengan belajar begini, aku mempersiapkan diri untuk dSLR yang kuidamkan. :)

 
FOTOGRAFI
seperti halnya background webku, aku mau cerita tentang impian aku :) aku akhir-akhir ini punya hobby dan suatu impian yang bisa di bilang impian ini agak mahal namun aku menyiasatinya dengan apa yang aku punya. yang pertama adalah fotografi : aku sukaaa banget sama foto begitu nyobain DSLR milik temanku makanya sekarang hobby aku foto-foto yang lagi aku tekunin saat ini adalah aku nyoba toy photography tadinya sih cuma iseng nyari objek selain pemandangan dengan boneka-boneka yang aku punya eh ternyata malah jadi suatu hobby yang cukup menarik memang sih aku masih tahap pemula bahkan aku tidak menggunakan DSLR seperti layaknya fotografer handal namun hanya denga kamera digital aku bisa mengekspersikan hobby aku ini dengan baik (⌒˛⌒ )_
MENARI
satu lagi nih hobby yang bikin aku tergila-gila yaitu nari memang sih aku ga begitu lihai dalam hal ini namun itu juga jadi bekal kelenturan badan aku dalam dunia bela diri (˘-˘)ง yuuupp aku juga suka bela diri yang sedang aku tekunin saat ini adalah muangthay seni bela diri asal thailand yang woow cukup membuat adrenalin aku meningkat dan dengan begitu aku bisa jaga-jaga diri kalau ada yang iseng. anyway menari itu ga ada habis deh mulai dari tarian tradisional sampe yang tarian modern ada yaa namanya juga pengaruh dari luar namun, aku mencoba menggeluti keduanya walaupun masih newbie tapi setidaknya menyalurkan bakat sedari sekarang. :)