kamera saku? why not!
Picture
_Kalau mendengar kata fotografi, yang pertama terlintas di benakku adalah seseorang menempelkan matanya ke viewfinder sembari mengatur fokus dengan memutar-mutar lensa panjang kamera dSLR nan canggih. Tidak salah bila aku berpikir begitu, tapi bagi diriku yang berkantong kecil ini tentu dSLR hanyalah sebuah harapan yang belum kesampaian.
Hanya dengan berbekal kamera saku pinjaman dari bokap, aku berusaha menguasai teknik-teknik fotografi digital. Memang tidak cukup hanya bermodal kamera saku dengan setting serba otomatis, tapi setidaknya aku memiliki bekal pengetahuan yang cukup bila sudah menenteng digital SLR kelak.
Beberapa hari yang lalu, ada seorang cewek yang memuji karyaku via YM. Oh iya, dia juga cerita hasil jepretan kamera sakunya yang seringkali kurang memuaskan. Sebenarnya asal mengetahui tekniknya kamera saku pun bisa menghasilkan jepretan luar biasa. Apalagi bila diberi sentuhan akhir di image editor (selama masih dalam batas kewajaran)
Nah, ini tips-tips yang perlu dipelajari bagi pengguna kamera saku pemula…
~ Yang paling mudah itu sih komposisi. Usahakan jangan menempatkan obyek utama tepat di tengah frame, kecuali dalam situasi tertentu seperti obyek yang simetris. Aturan komposisi yang paling terkenal adalah “Rule of Third”, di mana obyek yang ingin ditonjolkan berjarak 1/3 lebar frame dari tepi. Silakan cari di google dengan kata kunci Rule of Third untuk keterangan lebih lanjut. Aturan serupa yang sedikit lebih rumit adalah Golden Ratio.
~ Terapkan juga komposisi rule of third pada penempatan garis horizon. Aturan ini bukan hanya fotografer yang menggunakannya lho. Seniman juga menggunakannya dalam lukisan.
~ Kalau obyek termasuk kecil yang menyebabkan lensa harus dekat dengan obyek (kira-kira beberapa belas cm), aktifkan mode macro. Biasanya mode makro di kamera digital diaktifkan dengan tombol bergambar bunga. Mode makro dikhususkan untuk fokus jarak dekat. Kalau tidak menggunakan macro, obyek akan blur dan sulit didapatkan fokus.
~ Jangan biasakan memencet tombol shutter (yang biasa ditekan kalau mau menjepret) terburu-buru. Tekan setengah saja sejenak(jangan sampai ‘klik’), tahan lalu tekan penuh hingga ‘klik’. Menekan tombol shutter setengah berarti membiarkan kamera untuk mengatur fokus lensa dan shutter-speed secara otomatis. Menekannya terburu-buru bisa menyebabkan guncangan atau terjadi blur pada foto, karena fokus yang belum sempurna.
~ Pada dasarnya pusat autofokus lensa ada di tengah frame. Bila ingin fokus berada bukan di tengah, maka lakukanlah pre-focusing. Caranya arahkan pusat frame ke arah obyek yang ingin menjadi fokus tekan shutter setengah dan tahan. Sambil menahan posisi itu arahkan kamera ke arah lain dan atur komposisi yang diinginkan. Lalu tekan penuh tombol shutter.
~ Jangan memotret menentang sinar matahari, kecuali ingin membuat siluet. Sinar yang kuat dari belakang obyek dapat menyebabkan obyek menjadi gelap. Bagaimana bila ingin membuat silluet, tapi cahaya di belakang kurang kuat? Asalkan jarak pandang ke latar belakang cukup jauh, hal ini bisa dilakukan (misalnya latar pantai). Lakukan prefocusing (liat di atas) pada latar yang jauh itu. Jangan mengatur fokus langsung di obyek, niscaya latar depan/obyek akan menjadi gelap.
~ Pada kondisi gelap/remang-remang seringkali terjadi blur pada foto. Untuk menghindari guncangan saat menekan shutter, gunakanlah fitur timer. Atur timer 2 detik lalu tekan shutter. Mantapkan posisi tangan sambil menunggu countdown berakhir. Cara ini lumayan ampuh digunakan bila tidak ada tempat datar untuk memantapkan posisi kamera.
~ Point of Interest (pusat perhatian) adalah hal yang penting dalam sebuah foto. Harus ada bagian utama yang ditonjolkan dari sebuah foto. Buatlah obyek itu terlihat menonjol dari obyek lain yang di sekitarnya.
~ Orang awam berteori bilang, “Makin tinggi megapiksel suatu kamera, makin cerah fotonya yang dihasilkan”. Menurutku itu salah besar. Coba pikirkan misalnya ada kamera 50 MP, apakah gambarnya 10 kali lebih cerah dari yang hanya 5 MP ??!? Tentu tidak kan? Megapiksel itu adalah ukuran resolusi/dimensi dari citra digital, bukan tingkat kecerahan!
~ Sesekali coba gunakan dan pelajari mode ‘Program’ / ‘Manual’. Di mode ini banyak pengaturan yang bisa diatur manual walau tidak selengkap dSLR. Misalnya white balance, ISO, focus mode, dll. Kalau terus-terusan di mode auto, kapan majunya? Dengan belajar begini, aku mempersiapkan diri untuk dSLR yang kuidamkan. :)




Leave a Reply.